Rabu 10 Dec 2014 13:28 WIB

BEM Unila Kurung Koruptor di Kandang Ayam

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Indah Wulandari
 Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tagih Janji (Gergaji) melempar tomat busuk ke spanduk bergambar puluhan wajah koruptor di Alun-alun Brebes, Jateng, Selasa (9/12). (Antara/Oky Lukmansyah)
Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tagih Janji (Gergaji) melempar tomat busuk ke spanduk bergambar puluhan wajah koruptor di Alun-alun Brebes, Jateng, Selasa (9/12). (Antara/Oky Lukmansyah)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Koruptor negeri ini menjadi biang kerok bangsa dan negara Indonesia. Aktivis mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) pun terpaksa mengurung koruptor dalam kandang ayam di tengah jalan.

Aksi teatrikal mahasiswa Unila di Bundaran Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Antikorupsi Internasional. Mahasiswa yang tergabung Aliansi BEM Lampung (ABL) menyerukan kepada masyarakat terkait penyelamatan negara dari para koruptor.

"Semakin tinggi tingkat korupsi di Indonesia maka akan semakin sulit menjangkau kesejahteraan rakyat terutama dari segi ekonomi dan pendidikan," kata Presiden BEM U KBM Unila Ahmad Khairudin Syam, Rabu (10/12).

Puluhan mahasiswa yang berdiri melingkari Tugu Adipura ini, mendesak pemerintah untuk melaksanakan tiga tuntutan. Pertama, mendesak adanya transparansi keuangan dalam segala aktivitas dan pelayanan publik serta data kekayaan pejabat publik Lampung.

Kedua, mendesak Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Hukum dan HAM, untuk mengadili para tedakwa kasus korupsi berupa pengembalian uang korupsi dan gratifikasi.

Ketiga, mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas korupsi para bupati di Lampung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement