REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Bertaruh nyawa untuk mendatangi kandang buaya dan mengumpulkan telur mereka adalah risiko pekerjaan yang dihadapi para penjaga satwa di Tempat Perlindungan Satwa ‘Billabong’ Townsville.
Telur buaya itu diambil untuk menjamin kelangsungan hidup sang bayi buaya dan untuk memungkinkan mereka dijual demi penelitian atau dirawat di taman satwa liar dan penangkaran buaya. Untuk sampai ke telur-telur itu, para penjaga menggunakan gagang sapu untuk mengalihkan perhatian induk buaya.
Salah seorang penjaga, Rich Lingard, mengatakan, kemungkinan mereka hanya menjalankan tugas ini hanya sekali dalam setahun. "Tentu saja itu adalah saat yang sedikit memompa adrenalin. katanya. [Ada] banyak risiko yang dihadapi tapi untungnya saya punya dua rekan yang membantu melakukannya dengan selamat," aku Rick baru-baru ini.
Di antara waktu untuk mengambil telur, penjaga harus tetap menutup mata induk buaya yang marah.
Tahun ini, lebih dari 60 telur buaya digali dari tanah di kandang buaya.
Rick mengatakan, telur ditempatkan ke dalam ember tanpa diputar, untuk meminimalkan risiko terhadap embrio di dalamnya.
"Ketika kami menggali dan mengeluarkan telur, kami akan menandainya dengan semacam indikator, untuk menandai posisi tegak-nya di mana," jelasnya.
Ia menambahkan, "Jika kami memutar telur dari posisi semula maka yang kami lakukan adalah merusak embrio di dalamnya."
Telur-telur itu akan berada di inkubator selama tiga bulan, yang suhunya tepat diatur 32 derajat Celcius.
Rick menuturkan bahwa temperatur akan menentukan jenis kelamin hewan.
"Suhu itu cukup penting untuk perkembangan embrio karena sejak awal, suhu 32 derajat yang diatur akan menghasilkan mayoritas buaya jantan," katanya.