REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengutuk keras berbagai protes anti-Islam yang marak belakangan ini di Jerman, Jumat (12/12).
Protes berupa aksi demonstrasi rasis itu juga menyerang sejumlah bangunan dan membawa slogan bernuansa kebencian terhadap Muslim.
“Atas nama pemerintah dan kanselir Jerman, kami menegaskan, tidak ada tempat bagi provokator anti-agama dari kalangan apa pun,” ungkap Christiane Wirtz, juru bicara kanselir, sebagaimana dilansir Reuters.
Christiane juga menambahkan, Jerman melarang keras sikap Islamophobia, anti-Semit, dan xenophobia serta rasisme dalam bentuk apa pun. Ini terutama berkaitan dengan aksi demonstrasi besar-besaran pada Senin (1/12) lalu di Dresden dan pada hari berikutnya (8/12) di Dussledorf, Jerman.
Aksi tersebut dimotori oleh gerakan yang menamakan diri PEGIDA, yakni akronim bahasa Jerman dari “Bangsa Eropa patriotik lawan Islamisasi.”
Aksi massa itu sempat diikuti ribuan pendukung partai sayap kanan National Democratic party (NPD) dan bahkan sejumlah oknum perusuh. Tujuan mereka, memprotes keberadaan imigran, baik pengungsi maupun pencari kerja asal luar negeri.
Di kota-kota lain, seperti Hannover atau Cologne, juga marak terbentuk perkumpulan anti-Islam semisal PEDISA dan HOGESA. Ini membuat tensi Islamophobia meningkat.
Laporan terkini menyebutkan, aksi massa tersebut sempat menyerang tiga permukiman pengungsi di Vorra, sebuah kota di tenggara Jerman. Sejumlah rumah dibakar.
Pihak kepolisian menduga, para pelaku merupakan bagian dari kelompok neo-Nazi. Di kota Nuremberg juga terjadi aksi massa serupa. Permukiman para pencari suaka dihancurkan. Joachim Herrmann, seorang pejabat negara bagian Bavaria, mengatakan, serangan ini sengaja dilakukan oleh pihak pro-Nazi.
“Tanda swastika yang pihak kami temukan pada dinding puing menunjukkan hal itu. Aksi massa ini kemungkinan besar berhubungan dengan gerombolan ekstremis,” kata Joachim Herrmann, Jumat (12/12).
Beberapa hari lalu, Ketua Dewan Pusat Muslim Jerman, Aiman Mazyek, mendesak para politikus Jerman untuk menyatakan sikap, agar aksi ini segera disikapi secara bijak. Jerman diketahui merupakan negara dengan populasi Muslim hampir empat juta jiwa.
Di Berlin sendiri, populasi umat Islam mencapai 220 ribu orang. Ini menempatkan Muslim sebagai minoritas yang diperhitungkan. Sebagian besar umat Islam di Jerman merupakan keturunan bangsa Turki.