REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lusinan sandera terjebak di dalam sebuah kafe di Sydney, sedangkan televisi setempat melaporkan beberapa sandera dipaksa mengibarkan sebuah bendera hitam bertuliskan Bahasa Arab di jendela kafe itu. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa serangan itu ada kaitannya dengan kelompok Islam militan.
Perdana Menteri Tony Abbott yang sudah mengingatkan adanya rencana militan menyerang Australia mengatakan bahwa menggelar pertemuan dengan komite keamanan nasional dari kabinetnya untuk briefing mengenai situasi penyanderaan di Lindt Cafe yang terleat di ibukota perdaganan negerit itu.
"Polisi tengah menghadapi sebuah insiden bersenjata dan para perwira spesialis berusaha menjalin kontan dengan mereka yang ada di dalam kafe," kata Kepolisian New South Wales Police.
Australia, yang menyokong Amerika Serikat dan aksinya melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah meningkatkan kewaspadaannya mengenai kaum muslim yang teradikalisasi atau para petempur militan di dalam negeri yang kembali dari konflik di Timur Tengah.
Seorang eksekutif Lindt Australia mengatakan ada sekitar 10 staf yang bekerja di kafe itu. Kepala Eksekutif Steve Loane juga mengatakan kemungkinan ada sekitar 30 pengunjung di kafe itu.
Lusinan polisi bersenjata berat mengepung kafe itu di Martin Place, yang menjadi kantor pusat bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia, bank-bank komersial dan dekat ke parlemen negara bagian New South Wales.
Televisi menayangkan sejumlah orang berada di dalam kafe itu berdiri dengan tangan terangkat dan berjejer di jendela cafe.
Tayangan televisi juga memperlihatkan sebuah bendera hitam putih yang biasa digunakan militan ISIS di Irak dan Suriah, yang dikibar-kibarkan oleh seorang staf dan seorang wanita. Belum jelas benar berapa orang panyandera yang terlibat di kafe itu, demikian Reuters.