REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Komisaris Polisi New South Wales Andrew Scipione mengatakan, pihaknya masih mencoba menyelidiki motiv di balik penyaderaan pengunjung kafe di Sydney. Mereka juga masih mencari tahu dari mana asal pelaku penyanderaan.
Scipione tak menyebutkan jumlah sandera yang berada di kafe. Namun beberapa media lokal melaporkan sedikitnya 13 orang telah menjadi sandera oleh pelaku bersenjata. Hingga saat ini polisi belum berkomunikasi dengan penyandera dan pelaku juga belum mengajukan tuntutan.
Ikon kota Sydney, Opera House, telah dievakuasi bersama sejumlah bangunan di dekatnya. Aljazirah melaporkan, hal tersebut dilakukan sebagai tindakan pencegahan sesuai prosedur keamanan.
Dalam akun twitternya, Kepolisian New South Wales menyatakan operasi tengah berlangsung di wilayah Martin Place, CBD Sydney. Polisi menyarankan masyarakat untuk menghindari area tersebut untuk sementara.
Dari tayangan televisi terlihat, sejumlah orang keluar dari daerah tersebut. Sementara Australia menyatakan siaga tingkat tinggi dalam menanggapi serangan, yang diduga karena dukungan Australia pada kampanye udara koalisi pimpinan Amerika Serikat ke Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Wartawan Aljazirah melaporkan, dari salah satu penyadapan yang dilakukan gencar diberitakan serangan mengarah pada rencana pemenggalan di Martin Place.
Belum diketahui dari mana asal pelaku penyanderaan. Namun di depan jendela kafe tampak sebuah bendera hitam bertuliskan kalimat arab, yang selama ini menjadi ikon kelompok militan ISIS.