REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menolak setiap upaya Palestina untuk menetapkan sebuah ultimatum guna mengakhiri pendudukan Israel di tanah Palestina melalui resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Kami tidak akan menerima upaya untuk menerapkan tindakan sepihak kepada kami dengan menetapkan tanggal, pada saat Islam radikal menyebar di seluruh dunia," katanya, sebagaimana dikutip radio militer, sebelum menuju Roma untuk bertemu Menteri Luar Negeri AS John Kerry .
Palestina, Ahad kemarin, mengumumkan mereka akan menyajikan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan, Rabu, untuk menetapkan batas waktu dua tahun bagi Israel guna menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki.
Kerry dan Netanyahu akan bertemu Senin malam untuk membahas pemungutan suara, dengan Amerika Serikat diperkirakan akan memveto usulan itu. Netanyahu sudah mengesampingkan kemungkinan penarikan dari Tepi Barat yang diduduki dan kawasan Yerusalem timur yang didudukinya.
Negara-negara Eropa telah mencoba untuk menyusun bersama rancangan yang akan memenangkan konsensus di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu, dengan teks baru hanya menyerukan untuk kembali ke perundingan perdamaian yang bertujuan untuk mencapai solusi dua negara.