REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub peserta kompetisi Indonesia Super League (ISL) disarankan menggunakan jasa pemain asing asal Asia karena dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemain non-Asia.
"Kita ini bermain di Asia. Makanya, kita akan sering bertemu pada kejuaraan internasional. Saya kira akan lebih tepat," kata pengamat olahraga, Sumohadi Marsis, di sela-sela Workshop dan Diskusi "Sudah Kerja Apa PSSI? di Media Center Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin.
Menggunakan jasa pemain asing asal Asia lebih banyak keuntungannya karena memiliki karakter yang hampir sama dengan pemain Indonesia. Kondisi ini jelas lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan jasa pemain non-Asia seperti Afrika, Eropa maupun Amerika Latin.
"Kita hanya bisa bertemu mereka saat turun di Piala Dunia saja. Makanya, kami lebih condong ke pemain Asia," kata pria yang juga wartawan senior itu.
Selama ini, klub kompetisi tertinggi di Tanah Air banyak menggunakan jasa pemain asing non Asia. Bahkan, PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi telah membuat aturan yaitu bisa menggunakan tiga jasa pemain asing bebas (khusus musim depan).
Sebelumnya, PT Liga Indonesia bahkan menetapkan jika kuota pemain asing non Asia sebanyak tiga pemain untuk satu klub. Sedangkan, pemain Asia hanya diberikan satu slot pemain saja. Kondisi ini banyak digunakan secara maksimal oleh klub.