Rabu 17 Dec 2014 17:20 WIB

Wali Kota Surabaya Raih Penghargaan Penggerak Literasi

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini menerima penghargaan Penggerak Budaya Literasi yang diserahkan oleh Ikatan Penerbit Indonesia di Balai Kota Surabaya, Rabu.

Dewan Pertimbangan Pusat IKAPI Udanarto Pudji Ludwinto mengatakan pihaknya sudah lama mendengar bagaimana peran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam meningkatkan budaya baca di Surabaya.

"Dari situ, tim IKAPI Jakarta datang langsung ke Surabaya untuk turun ke sekolah-sekolah dan juga taman bacaan masyarakat (TBM) untuk memantau aktivitas baca anak-anak dan juga masyarakat Surabaya,," katanya.

Menurut Udanarto, IKAPI menilai Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, sebagai figur pemimpin daerah yang paling aktif dalam mendorong minat baca warga kota yang dipimpinnya. Selain wali kota, lanjut dia, figur lain yang menjadi pertimbangan IKAPI adalah Hanum Salsabiela Rais. Putri dari mantan Ketua MPR, Amien Rais ini menulis novel laris "99 Cahaya di Langit Eropa" yang kemudian di filmkan. "Kami kemudian memutuskan Bu Risma yang paling pantas mendapatkan anugerah dari IKAPI sebagai penggerak budaya literasi. Ini juga atas usulan dari IKAPI Jawa Timur. Bu Risma menjadi satu-satunya wali kota yang pernah menerima penghargaan ini," tegas Udanarto.

Pria yang pernah menjabat Ketua IKAPI Jatim ini menyebut sosok wali kota Surabaya sebagai figur langka, terutama dalam kaitan dengan membangun budaya literasi di masyarakat. "Baru Surabaya yang kami lihat ada kemajuan dalam menggerakkan literasi, kota lain belum. Ini harus kita support agar minat baca anak-anak terus tumbuh. Peran orang tua dan guru juga sangat penting sehingga anak-anak tidak monoton hanya melihat televise," katanya.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan tersebut. Apalagi, Kota Surabaya sebelumnya tidak pernah mengikuti lomba. Wali kota menekankan bahwa hal paling penting sebenarnya bukan pada penghargaan yang diterima. "Harus ada era nya. Saya khawatir kalau langsung masuk ke digital, kreativitas anak-anak akan berkurang. Kita harus membangun kreativitas anak-anak karena mereka-lah yang kelak akan memenangkan Indonesia," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement