REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG–Permukiman penduduk serta jalur jalan nasional di dekat kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan rawan longsor.
“Setiap tahun jalur Liwa-Krui dan Liwa-Bukit Kemuning langganan longsor," kata Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri, Kamis (18/12).
Sejumlah titik rawan longsor lainnya tersebar mulai dari perbatasan Kabupaten Lampung Utara hingga Pesisir Barat. Kondisi bukit yang perlu diwaspadai, jelasnya, yakni Desa Waysemaka, Kecamatan Belalau; Simpang Luas, Kecamatan Batu Ketulis; Simpang Sari (rest area) dan desa Sukajaya, Kecamatan Sumber Jaya.
Selanjutnya, titik rawan longsor berada di Desa Bandar Baru dan Desa Buay Nyerupa, Kecamatan Sukau. Sedangkan di Kabupaten Pesisir Barat, titik rawan longsornya di Desa Kubu Perahu dan Desa Sebarus, Kecamatan Balik Bukit. Wilayah lainnya yang rawan longsor ada di jalur Krui-Bengkulu.
Mukhlis meminta pemerintah pusat memerhatikan kawasan Lampung Barat, karena jalan longsor di daerahnya berada di jalan nasional.
Apalagi jalur Bukit Kemuning - Liwa melintasi perbukitan yang terjal dan selalu terjadi longsor besar dan kecil setiap musim penghujan.
Kendaraan yang melintas di jalur ini ramai karena menghubungkan dua provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Hal yang sama jalur Liwa-Krui, yang selalu dipadati kendaraan dari Lampung ke Bengkulu.