REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Jalan-jalan ke Lombok tanpa mabawa buah tangan saat kembali terasa kurang lengkap. Banyak pilihan buah tangan yang bisa dibeli, dengan jenis dan harga yang beragam.
Wisatawan berduit, biasanya memilih membeli barang-barang berharga dan punya nilai investasi, baik berupa mutiara, kerajinan perak atau emas.
Budidaya mutiara berkembang di Lombok sudah sejak 25 tahun lalu. Bedanya kini perusahaan-perusahaan budidaya langsung menyiapkan showroom untuk pemasaran mereka.
Bahkan di lokasi budidaya wisatawan bisa menyaksikan bagaimana pembiakan kerang mutiara dilakukan, hingga pelaksanaan kawin suntik untuk menghasilkan mutiara yang bermutu.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan sistem terpadu budidaya kerang mutiara itu adalah PT Autore, yakni perusahaan asal Australia yang mengembangkan budidaya mutiara di kawasan Teluk Nara, Lombok Utara.
Manager sekaligus pemilik perusahaan tersebut, Francisco Bruno, mengatakan kalau mutiara yang dihasilkan dari budidaya kerang mutiara yang dilakukannya, lebih banyak dipasarkan ke konsumen luar negeri. "Pembeli lokal juga ada, tapi tidak terlalu banyak," kata Francisco.
Harga sebutir mutiara lumayan mahal, bisa mencapai kisaran Rp 4 juta-Rp 8 juta, tergantung pada kualitas mutiaranya. Semakin besar ukurannya, harganya semakin mahal, begiu juga kebulatannya, semakin rapi bulatannya, semakin bermutu mutiaranya.
Harga mutiara yang dibeli butiran biasanya lebih murah ketimbang mutiara yang sudah jadi perhiasan, seperti rantai kalung mutiara.
Hal itu jelas Francisco, untuk bisa mendapatkan satu untai kalung harus menunggu dalam waktu lama, karena harus menemukan butiran mutiara yang sama besarnya dan lebih rapi kebulatannya. "Kalau agak lonjong tidak kita pakai, makanya menunggunya lama dan harganya jadi lebih mahal," katanya.
Kerajinan lainnya yang bisa didapatkan wisatawan saat berkunjung ke Pulau Lombok adalah kerajinan gerabah atau buah tangan dari tanah liat. Hasil kerajinan jenis ini, sebenarnya banyak ada di Bali yang sebenarnya didatangkan dari para perajin di Lombok.