Jumat 26 Dec 2014 14:32 WIB

Jokowi Serahkan 1099 Traktor untuk Petani Se-Jabar

Rep: c78/ Red: Esthi Maharani
Traktor tangan, ilustrasi
Foto: mesinindustri
Traktor tangan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Dalam rangka mendukung program swasembada beras, sarana prasarana pendukung penanaman padi mesti disediakan. Karena itu, Presiden Joko Widodo pada Jumat (26/12) menyerahkan 1099 unit traktor untuk para petani se-Jawa Barat.

Tak pelak, lapangan luas di tengah persawahan di kawasan Desa Bojong Jaya Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang yang menjadi lokasi penyerahan traktor menjadi ramai oleh warga dan petani. Sebab Jokowi beserta rombongan hadir langsung ke lokasi, menyapa sembari berdialog singkat dengan beberapa warga jelang //jumatan//.

Berkemeja putih, didampingi istri, Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum, Gubernur Jawa Barat dan sejumlah pwjabat lainnya, Jokowi datang ke lokasi penyerahan traktor disambut sorak sorai warga setempat. Di hadapannya, traktor sejumlah 225 unit berjajar rapi, membentuk jalurnya menuju area utama tempatnya nanti berdialog langsung dengan warga. Sebelum dialog, ia sempat mengecek singkat beberapa traktor yang berjajar didampingi menteri pertanian.

Tanpa panggung, tanpa tenda. Hanya kursi kayu sederhana dan sebuah //microfon// agar suaranya terdengar warga, ia pun menyapa dalam bahasa sunda. "Kumaha damang," katanya disambut tawa warga. Lantas basa basi pun usai. Ia segera masuk ke pokok pembicaraan utama, menyampaikan misi kedatangannya. 

"Tahun depan, Jabar siap, ya, mempunyai kesanggupan menambah produksi beras dua juta ton. Sanggup?" katanya bertanya. Disambut warga yang bersorak "Sanggup." Dikatakan Jokowi, jika para petani Jabar khusuanya yang berada di Subang sanggup, maka ia berjanji tahun depan akan memberikan  traktor dua kali lipat dari tahun ini. Bukan hanya traktor, ia pun berjanji memperbaiki irigasi dan sistem pengairan.

Jokowi dalam dialognya berkali-kali menekankan soal pentingnya penyediaan sarana dan prasarana pertanian. Agar negara agraris yang dipimpinnya tak lagi impor beras. Sebab petaninya sudah swasembada. "Saya malu waktu ketemu presiden Vietnam yang bertanya, kapan beli beras lagi dari mereka," tuturnya.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement