Ahad 28 Dec 2014 09:22 WIB

Warga di Lereng Gunung Gamalama Kesulitan Air Bersih

Gunung Gamalama
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Gunung Gamalama

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Warga sejumlah kelurahan di lereng Gunung Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), kesulitan air bersih karena bak penampungan air hujan yang selama ini menjadi sumber air bersih telah tercemar abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama.

"Di wilayah kami memang ada jaringan air bersih dari PDAM, tetapi airnya tidak lancar, hingga selama untuk memenuhi kebutuhan air bersih, banyak mengandalkan air hujan yang ditampung di bak," kata salah seorang warga Kelurahan Tongole, Muhammad Hasyim di Ternate, Ahad (28/12). 

Tetapi, sejak erupsi Gunung Gamalama pekan lalu, air hujan di bak tidak bisa lagi dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya memasak dan meminum, karena tercemar abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama.

Ia berharap PDAM Ternate dapat memperbaiki jaringan air bersih ke kelurahan mereka, agar air PDAM bisa mengalir dengan lancar ke seluruh rumah warga.

Warga di tiga kelurahan yang berada di lereng Gunung Gamalama Kota Ternate, yakni Marikurubu, Tongole dan Moya, mengalami krisis air bersih pasca-letusan Gunung Gamalama pekan lalu.

Tetusan tersebut tak hanya mengakibatkan kota Ternate diselimuti abu vulkanik, namun juga mengakibatkan warga yang tinggal di lereng Gunung Gamalama mengalami krisis air bersih.

Namun, untuk saat ini, karena warga sangat membutuhkan air bersih, maka sambil menunggu pembenahan jaringan air bersih ke kelurahan yang berada di ketinggian, PDAM harus mendrop air bersih menggunakan tanki.

Sementara itu, Dirut PDAM Kota Ternate Syaiful Djafar ketika dihubungi mengatakan, sejak terjadinya letusan gunung api Gamalama hingga mengeluarkan abu vulkanik, semua pelanggan menggunakan air PDAM untuk menyiram abu yang jatuh di pekarangan rumah, akibatnya terjadi kekurangan suplai air karena penggunaan air yang berlebihan.

Menurutnya, bagi pelanggan yang bermukim di daerah ketinggian saat ini sedang mengalami kekurangan tekanan air, atau air tidak bisa keluar dari kran, keadaan ini bisa saja normal kalau tidak ada yang pakai air untuk menyiram abu vulkanik.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada semua pelanggan agar tidak menggunakan air bersih pada saat melakukan pembersihan debu karena masih banyak yang membutuhkan air bersih sebagai kebutuhan dasar untuk minum, mandi, mencuci dan memasak.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement