Ahad 28 Dec 2014 11:45 WIB

Bahan Bakar Air Asia Diduga Habis

  Pesawat maskapai Air Asia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pesawat maskapai Air Asia

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bahan bakar yang dimiliki pesawat maskapai AirAsia bernomor QZ 8501 Surabaya-Singapura diperkirakan telah habis sehingga pesawat nahas tersebut juga dinyatakan berada dalam keadaan bahaya dan harus segera ditemukan.

"Pesawat dinyatakan dalam keadaan bahaya karena pesawat itu 'fuel on board' (bahan bakar sudah habis)," kata Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurnadi dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta di Jakarta, Ahad pagi (28/12).

Menurut Tatang, berdasarkan perhitungan yang ada, bahan bakar yang ada sudah mengalami habis tetapi pesawat itu belum "landing" (mendarat) sehingga pesawat itu dinyatakan dalam keadaan bahaya.

Namun, ujar dia, harap berbagai pihak jangan terburu menyimpulkan apa-apa terkait dengan apa yang terjadi dari pesawat nahas tersebut. "Jangan dulu menyimpulkan," tegasnya.

Pesawat nahas tersebut lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 05.20 Waktu Indonesia Bagian Barat dan direncanakan tiba di Bandara Changi, Singapura, sekitar pukul 08.30 WIB.

Sedangkan komposisi kru adalah Kapten Irianto, dengan First Officer (FO) Remi Emmanuel Plesel.

Sementara komposisi penumpang total 155 orang yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi.

ATC Surabaya dilaporkan hilang kontak dengan pesawat tersebut pada sekitar 07.55 WIB.

Sedangkan Basarnas juga telah menerima adanya pesawat hilang kontak dan juga telah melakukan uji silang (cross check) data ATC itu dengan ATC di Singapura dan sejumlah bandara lokal di Pulau Kalimantan seperti Bandara Tanjung Pandan, Pangkal Pinang, Bandjarmasin, Supadio Pontianak.

Basarnas juga diketahui memiliki kapabilitas untuk membaca "distress signal" (sinyal distress) yang dikeluarkan oleh pesawat yang dalam bahaya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement