REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai dunia perpolitikan Indonesia mengalami kemunduran selama tahun 2014 ini.
Sebab menurutnya dalam penyenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di tahun 2014, ia menangkap adanya fenomena tidak siap kalah dan tidak siap menang.
"Nyatanya banyak sekali, baik partai politik maupun tokoh- tokoh politik yang tidak siap menang dan tidak siap kalah," kata Ruhut kepada Republika Online, Selasa (30/12).
Hal ini menurutnya disebabkan karena kontestan politik, baik itu partai atau pun tokoh-tokoh partai tidak memaknai esensi dari reformasi yang sudah belasan tahun dirintis. Yang mana menurut anggota Komisi III DPR RI ini, dalam reformasi harus diwujudkan sikap yang menjunjung tinggi demokrasi, dengan siap menerima konsekuensi dari pertarungan politik.
Ruhut pun menyebutkan tahun 2009, sebagai tahun politik saat Partai Demokrat keluar sebagai pemenang lebih baik dari tahun sekarang. Sebab, saat itu SBY kata Ruhut sudah pasang badan untuk siap menang dan siap kalah.
Ketika Partai berlambang mercy itu menang Pemilu pada 2009 dan mengantarkan SBY sebagai Presiden RI untuk kali kedua, Ruhut mengatakan bahwa SBY menunjukkan sikap siap menang dengan tidak langsung menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
SBY kata dia justru melibatkan lawan-lawan politiknya untuk duduk bersamanya di dalam pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
"Mana ada waktu kita menang orang Dmeokrat semua yang duduk, justru ia ajak semua orang-orang berlkualitas dari partai lain untuk duduk. Kalau yang sekarang (Jokowi) setelah menang malah menyingkirkan lawan-lawannya," jelasnya.
Ruhut berharap, tahun 2014 ini dapat diambil sebagai pelajaran bagi para tokoh politik untuk lebih baik lagi pada tahun-tahun politik berikutnya.