REPUBLIKA.CO.ID, KOTAWARINGIN BARAT -- Alat untuk mendeteksi sinyal kotak hitam (black box) pesawat Air Asia QZ 8501 telah dikirimkan ke Kapal Riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Alat bernama Pinger Locator itu diberangkatkan dari Pelabuhan Panglima Utar, Kalimantan Tengah, pada Ahad (4/1) pagi.
Pinger locator diangkut menggunakan kapal Badan SAR Nasional untuk kemudian ditransfer ke KR Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Alat ini akan diterjunkan ke laut kemudian mengirimkan sinyal ke kotak hitam pesawat AirAsia.
"Peralatan di kotak hitam kemudian akan menjawab sinyal panggilan tersebut, sehingga diketahui lokasinya," kata Deputi Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin.
Ridwan mengatakan objek terduga bangkai pesawat yang terdeteksi peralatan BPPT sebelumnya juga telah terkonfirmasi bukan pesawat jatuh yang dicari. Saat ini peralatan dari BPPT yang diangkut KR Baruna Jaya I sedang diarahkan ke lokasi lain.
Pencarian pada hari ketujuh, Sabtu (3/1), tidak menemukan jenazah sama sekali. Tim gabungan pencarian dan evakuasi telah menemukan 30 jenazah penumpang pesawat AirAsia yang jatuh.
Seluruh jenazah sudah diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri yang berpusat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. Enam jenazah sudah berhasil diidentifikasi.