REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, hari ini sektor pencarian untuk evakuasi dari laut diperluas ke arah timur. Hal tersebut untuk memaksimalkan pencarian yang sudah memasuki hari kedelapan.
"Karena sudah hari kedelapan maka diprediksi apabila ada objek atau jenazah yang terbawa arus dapat kita antisipasi," ujar Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Minggu (4/12).
Ia melanjutkan, dua orang dari tim pelopor sempat diturunkan untuk menyelam ke dasar laut tadi pagi. Namun, jarak pandang penyelam nol alias gelap karena lumpur yang menyelimuti dasar laut.
Selain itu kecepatan arus di dasar laut pun, mencapai tiga sampai lima knot sehingga tidak memungkinkan penyelaman untuk dilanjutkan. Soelistyo menjelasan, saat ini, area pencarian di laut sedang dilanda hujan deras sehingga gelombang naik.
Kondisi tersebut membuat sembilan kapal yang sudah berada di wilayah pencarian dengan 84 penyelam belum bisa untuk melakukan penyelaman ulang.
"Saat ini upaya penyelaman dengan kondisi yang seperti itu dihentikan sementara, kemudian diupayakan menurunkan ROV (Remotely Operated Vehicle, alat untuk merekam gambar di bawah air) oleh salah satu kapal di antara tim gabungan," jelasnya.
Ia menambahkan, sembilan kapal yang sekarang berada di lokasi dimana objek-objek ditemukan, yaitu empat kapal Indonesia KM Baruna Jaya, KRI Banda Aceh, kapal Basarnas Purworejo, dan kapal Mahakarya Geo Survey (MGS), dua kapal Amerika USS Forth Worth dan USS Sampson. Kemudian ada satu kapal Malaysia KD Lekir, serta dua kapal Singapura RSS Swift dan RSS Supreme.
"Jadi sekarang ada sembilan kapal yang menunggu di area penyelaman. Kemudian, kapal Baruna Jaya dan Geo Survey saling bahu membahu mencari objek di bawah laut. Kesimpulan saya, kita sudah siap melakukan tugas penyelaman dan sudah kita coba, tapi belum memungkinkan," kata.