Senin 05 Jan 2015 14:19 WIB

Kapolri: Dalam Bentuk Apa Pun, Semua Korban Bisa Diidentifikasi

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
Petugas Basarnas mengevakuasi jenazah kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang dibawa Helikopter USS Sampson di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Petugas Basarnas mengevakuasi jenazah kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang dibawa Helikopter USS Sampson di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolri Jenderal Polisi Sutarman meyakinkan pihak keluarga dan masyarakat, bahwa setiap jenazah korban insiden Air Asia QZ 8501 yang berhasil ditemukan, dapat diidentifikasi. Hal tersebut disampaikan, menyusul banyaknya keraguan, mengingat kemungkinan kondisi jasad korban yang semakin rapuh di dalam laut.

"Tolong digarisbawahi, dalam bentuk apapun, semua korban yang ditemukan pasti bisa diidentifikasi. Beri waktu polisi untuk bekerja," katanya.

Ia menjelaskan, bagi korban yang sidik jarinya masih utuh, maka hanya dalam hitungan menit dipastikan akan diketahui identitasnya.   

"Kalau sidik jarinya masih utuh, itu dalam waktu menit bisa kita identifikasi, apalagi yang sudah terrekam dalam e-KTP. Tetapi kalau sudah tidak ada sidik jarinya, saya (Polri) memerlukaan waktu," kata Sutarman dalam jumpa pers di Crisis Center Air Asia QZ 8501 di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (5/1).

Sutarman menjelaskan, identifikasi bisa dilakukan sampai kapanpun, selama masih ditemukan gigi dan tulang. "Kalau tinggal gigi, bisa kita kenali dengan odontologi forensik. Yang kedua, kalau tulang, melalui (pencocokan) DNA tulang. Tapi kita butuh waktu. Koordinasi dengan tim, waktunya hingga tiga minggu," ujar Sutarman.  

Untuk korban yang belum ditemukan, Sutarman berharap adanya mukzizat. Ia mengaku telah meyakinkan pihak keluarga korban, bahwa Polri dan tim gabungan bekerja tidak mengenal lelah dalam uapaya pencarian dan evakuasi korban jatuhnya Air Asia QZ 8501. 

Jenderal bintang empat tersebut menyampaikan pihaknya mengerahkan 260 dokter ahli yang dibantu dari sejumlah negara asing untuk membantu proses identifikasi.

Sementara itu, polisi di bawah kendali Basarnas juga menegaskan berupaya semaksimal mungkin mengevakuasi dan mencari korban maupun serpihan pesawat rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu (28/12) tersebut.

"Semoga masih ada mukjizat dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan kami tidak pernah menyerah berusaha serta berdoa semoga bisa segera menemukan seluruh korban dalam waktu singkat. Semakin cepat maka semakin baik dan semakin lama tentu semakin sulit," katanya.

Pihaknya juga menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang mengakibatkan pesawat berpenumpang 155 orang beserta tujuh kru tersebut jatuh di laut di sekitar Selat Karamita, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah tersebut.

"Saya Kapolri mewakili anggota Polri mengucapkan belasungkawa dan duka cita sedalam-dalamnya terhadap peristiwa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement