Selasa 06 Jan 2015 13:47 WIB

Basarnas Bantah Terlalu Banyak Minta Bantuan dari Negara Asing

Rep: C87/ Red: Bayu Hermawan
Petugas Basarnas mengevakuasi jenazah kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang dibawa Helikopter USS Sampson di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Petugas Basarnas mengevakuasi jenazah kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang dibawa Helikopter USS Sampson di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengklaim permintaan dan bantuan dari luar negeri yang datang untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501 sebanding atau 50:50. Ia menepis anggapan Basarnas telalu banyak meminta bantuan kepada negara asing.

Soelistyo menjelaskan semua yang hadir di daerah operasi awal mulanya mereka berkeinginan membantu Indonesia. Kemudian mereka melalui pintu perizinan di Kementerian Luar Negeri, Panglima TNI atau Kementerian Perhubungan. Kemudian Basarnas berkoordinasi dengan Kemenlu agar bantuan tertata tapi cepat dilaksanakan.

"Mereka tahu kita ada musibah, mereka punya niat membantu kemudian menyampaikan, saya punya keinginan untuk mencapai hasil operasi optimal. Kita ingin alat lengkap supaya bisa segera diselesaikan, ya akhirnya dari dua hal itu muncullah kehadiran mereka di sini," jelasnya di kantor pusat Basarnas, Jakarta, Selasa (6/1).

Soelistyo melanjutkan, semua peralatan yang dibutuhkan sudah ada di daerah operasi. Seperti sonar detector untuk operasi bawah air, finger locator, serta submersible vehicle untuk penyelam di laut dalam.

Sementara bantuan dari asing meliputi kapal, pesawat dan alat. Selain itu, logistik yang digunakan bantuan dari asing berasal dari mereka sendiri. Menurutnya, Amerika punya kapal tanker yang standby di Selat Karimata untuk kebutuhan logistik.

Ia menambahkan, sebelumnya China menawarkan bantuan beberapa kapal. Namun Basarnas hanya minta satu kapal sesuai kebutuhan. "China kapalnya belum sampai, yang baru sampai itu tiga personelnya dan satu alat finger locator yang portable," jelasnya.

Hingga Selasa (6/1) pagi pukul 09.00 WIB, jumlah korban yang ditemukan sebanyak 37 jenazah. Pencarian dilakukan oleh 20 unsur udara yang terdiri atas helicopter dan fix wing serta 38 unsur laut dari dalam negeri dan luar negeri melakukan pencarian korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8501 pada Selasa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement