Selasa 06 Jan 2015 15:00 WIB

Korban Banjir di Malaka Konsumsi Air Kali Kotor

banjir di pemukiman warga (ilustr)
Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
banjir di pemukiman warga (ilustr)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Warga Desa Sikun dan Oan Mane Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, yang menjadi korban terjangan banjir bandang mulai mengkonsumsi air kali kotor.

"Kami saat ini hanya bisa meminum air kali hasil rembesan yang kebersihannya tidak bisa terjamin. Namun demikian karena terpaksa, jadi harus dilakukan," kata seorang warga Desa Sikun Yuliana Klau yang dihubungi dari Kupang, Selasa (6/1).

Menurut dia, persedian air bersih dalam rumah tangga warga di desa itu sudah habis. Bahkan sumur yang berada di tengah kampung tersebut, yang biasa menjadi andalan warga sebagai sumber air bersih rumah tangga, sudah tidak bisa dimanfaatkan, karena terendam air banjir dan lumpur.

Warga pun katanya, melakukan aksi menggali sejumlah jebakan di sekitar sungai, menyaring rembesan air untuk dijadikan sebagai air minum dan memasak.

Kondisi itu, kata Yuliana, tidak bisa dilakukan sepanjang hari, karena jika banjir tiba, jebakan rembesan itu tertutup banjir. "Kami bikin jebakan untuk rembesan hanya di saat tidak banjir atau saat air mulai surut," katanya.

Bantuan pemerintah, lanjut Yuliana, belum juga diperoleh, meskipun warga telah melakukan penyampian secara resmi melalui kepala dusun dan juga Kepala Desa.

Warga lainnya, Anastasia Hoar, mengaku saat ini mengkonsumsi pisang dan ubi yang juga stoknya sangat terbatas. Menurutnya, kondisi kehabisan makanan itu diperparah dengan tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk mengatasi kondisi yang dialami warga tersebut.

"Kami sudah dihantam banjir sejak sepekan, namun hingga kini pun belum ada bantuan dari pemerintah setempat. Dimana pemerintah kami," katanya dengan nada tanya.

Banjir akibat meluapnya Sungai Benanain di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, telah merendam ribuan rumah di dua desa yang berada di bantaran sungai yang membelah wilayah perbatasan Negara RI-Timor Leste itu.

Meski banjir yang ada merupakan banjir kiriman, namun telah memberikan dampak buruk, dimana rumah warga di dua desa sepanjang bantaran kali terendam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement