Rabu 07 Jan 2015 07:44 WIB

Masuk Era MEA, Pengamat: Diplomasi Indonesia Harus Tegas dan Sedikit Agresif

Red: Agung Sasongko
Peta Indonesia (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Peta Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Diplomat Indonesia perlu menerapkan praktik diplomasi yang tegas di kancah internasional sehingga kedaulatan Indonesia lebih diperhitungkan, kata pengamat kebijakan publik Universitas Gadjah Mada Gabriel Lele.

"Harus berani mengutarakan pandangan berbeda serta tidak cenderung mengalah dengan negara lain," katanya di Yogyakarta, Rabu (7/1).

Menurut dia, politik bebas aktif atau politik jalan tengah yang sudah lama dipakai Indonesia dalam mengambil kebijakan luar negeri sangat efektif, misalnya dalam menghadapi kondisi perang dingin. Namun, katanya, saat ini perlu memiliki keberanian untuk sedikit agresif dan berani berbeda dengan pandangan negara lain.

"Politik bebas aktif memang strategis, tapi untuk konteks saat ini sikap Indonesia jangan terlalu netral, tapi perlu memiliki prinsip yang tegas dalam setiap kebijakan luar negeri sehingga tidak cenderung dimanfaatkan negara lain," kata dia.