Kamis 08 Jan 2015 09:46 WIB

Panglima TNI: Arus Bawah Laut Jadi Kendala

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kiri) didampingi KSAL Laksamana TNI Marsetio (tengah) dan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo (kanan) menyampaikan hasil koordinasi dengan Basarnas di Jakarta, Selasa (30/12). (Antara/Puspa Perwitasari)
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kiri) didampingi KSAL Laksamana TNI Marsetio (tengah) dan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo (kanan) menyampaikan hasil koordinasi dengan Basarnas di Jakarta, Selasa (30/12). (Antara/Puspa Perwitasari)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Rencana pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan, terkendala cuaca. Panglima TNI Moeldoko yang memimpin langsung operasi pengangkatan ekor pesawat mengatakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh tim di lapangan adalah kondisi bawah laut yang berarus kuat. 

Beberapa kendala di antaranya adalah kecepatan arus bawah laut 2 hingga 5 knot yang bisa membuat tingkat kejernihan air hingga nol meter. 

"Kemampuan angkat balon yang disiapkan kurang lebih hanya 10 ton, mudah-mudahan nanti beban yg ada tidak melebihi itu," ujar Moeldoko, Kamis (8/1). 

Berdasarkan data BMKG, ketinggian gelombang laut pada pagi hingga siang ini berkisar antara 1.25-2.0meter sedangkan pada sore hingga malam berkisar antara 1.5-2.5 meter. Arus laut untuk sektor barat, dari arah barat laut dengan kecepatan 10-20 cm/s di pagi hari sedangkan sore hari berkisar antara 15-25 cm/s. 

Dalam beberapa hari kedepan kondisi ketinggian gelombang akan cenderung meningkat dikhawatirkan akan kembali mengganggu proses evakuasi dan pencarian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement