REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Jakarta, Agung Laksono mengaku Presiden Joko Widodo mengapresiasi rencana Partai Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih. Agung juga mengatakan ia dan presiden sepakat agar koalisi ditiadakan.
"Rabu (7/1) kemarin, saya ketemu dengan presiden. Beliau mengapresiasi Golkar untuk keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP). Tidak koalisi-koalisi, koalisi cukup hanya di Pilpres saja," ujarnya di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Kamis (8/1).
Agung menambahkan Golkar harus kembali kepada jati dirinya sebagai partai yang mandiri yang tidak bergantung kepada partai lain ataupun pada sebuah koalisi. Hal itu lah kata mantan Menko Kesra ini yang membuat pihaknya ingin Golkar menarik diri dari KMP.
"Kita tak terikat dengan kelompok, atau partai manapun. Biar jati diri kita (Golkar) jadi jelas," katanya.
Mengenai pertemuan formal antara juru runding dari kubu Ical maupun dari kubu Agung nanti sore, Agung optimis keinginan dari keduabelah pihak akan terakomodasi. Agung yakin juru runding akan menemukan jalan terbaik untuk menuju islah di internal partai beringin.
Sebelumnya Ketua DPP Partai Golkar dari kubu Ical, Tantowi Yahya memprediksi perundingan yang akan dilaksanakan hari ini akan berujung pada deadlock. Sebab, ia menganggap persyaratan yang diajukan kubu Agung terlalu berat yaitu harus keluar dari KMP.
"Ini yang membuat perundingan menuju ishlah nanti sore menurut saya akan 'deadlock'(jalan buntu)," ujarnya.
Pernyataan Tantowi ini kemudian dianggap Agung hanya sebagai sikap pesimis. Agung pun tak menghiraukan keberatan yang dilontarkan Tantowi. "Jangan langsung pesimis. Lagi pula dia (Tantowi) kan bukan juru runding. Serahkan saja upaya ini kepada juru runding," ucapnya.