Kamis 08 Jan 2015 17:45 WIB

Turki Kecam Penyerangan Charlie Hebdo

Rep: c14/ Red: Karta Raharja Ucu
Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier menjadi korban serangan brutal.
Foto: AP
Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier menjadi korban serangan brutal.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu mengutuk keras serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang di Paris, Prancis. Menurut Ahmet, aksi tersebut dapat dikategorikan sebagai terorisme.

“Tidak ada alasan apa pun yang bisa membenarkan tindakan teror ini," kata PM Ahmet Davutoglu dalam konferensi pers di Ankara, Rabu (7/1), seperti dinukil dari kantor berita Turki, Anadolu Agency.

Turki, kata Ahmet, selalu berseberangan dengan aksi kekerasan atas nama agama. Ia meminta tensi serangan itu tidak meningkatkan tensi sentimen keagamaan di Eropa. Dengan begitu area konflik tidak menjalar lebih jauh, setidaknya di Prancis.

“Aksi teror ini jangan dikaitkan dengan Islam. Segala upaya menghubungkan Islam dengan kekerasan, sia-sia,” kata PM Ahmet Davutoglu, Rabu (7/1).

PM Ahmet mengajak semua negara untuk bekerja sama mengatasi tindakan rasis dan Islamofobia. Ini agar dunia bisa mewujudkan perdamaian dan tak terulangi lagi aksi kekerasan atas nama agama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement