REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kondisi pelayanan kendaraan antar-jemput dalam kawasan Bandara Radin Inten II Lampung kian semrawut, hingga saat ini Kamis (8/1). Selain tak jelas pengantaran dan penjemputan penumpang, juga sarana dan prasarana perparkiran kendaraan semrawut melebihi terminal bus.
Bandara yang masih dikelola Kementrian Perhubungan ini, terus mendapat komplain dari penumpang dan keluarga penumpang, ketika mengantar apalagi menjemputnya. Parkir di dalam bandara yang sempit dan semrawut bercampur dengan mobil minubus taksi, membuat arus kendaraan kian macet.
Bukan saja di dalam kawasan bandara, kondisi kesemrawutan juga terjadi di luar bandara, persisnya di depan bandara yang dikenal dengan jalan lintas Sumatera (jalinsum). Kendaraan pribadi yang tidak tersedia lahan parkir, terpaksa memenuhi sisi badan jalinsum. Akibatnya, jalan yang dilalui kendaraan antarprovinsi di Sumatera dan Jawa ini terganggu karena macet.
Menurut Bina, warga Tanjungkaran Barat, ia dua pekan sekali bolak balik Bandung-Lampung, karena tugas di luar kota, sejak tahun 2012, tidak ada perubahan dan kemajuan soal perparkiran di bandara kebanggaan orang Lampung.
"Sejak saya bolak balik naik pesawat, kondisi masih semrawut saja. Mobil-mobil pribadi yang parkir seperti di terminal bus saja," kata pegawai BUMN ini.
Hal sama dikatakan Abi Fath, ia selalu menjemput tamunya selalu khawatir tidak mendapatkan tempat parkir yang pas di bandara tersebut. Pasalnya, kata dia, kalau tidak diparkir dekat tamunya harus jalan menju mobilnya.
"Terkadang tamu saya harus jalan satu kilo ke parkiran mobil di luar bandara. Di dalam sudah padat dan tidak teratur," tuturnya. Ia mengatakan bandara ini sudah memiliki sejumlah keberangkatan yang padat dari pagi hingga malam, namun pelayanannya belum memuaskan.
Kepala Dinas Perhubungan Lampung, Albar Hasan Tanjung, mengatakan pihaknya sudah menyediakan lahan untuk parkir kendaraan di bagian lain. "Saat ini masih dikerjakan," kata Albar, beberapa waktu lalu.
Ia belum bisa memastikan pelayanan bandara Branti dapat nyaman bagi penumpang dan pengantar, karena masih dikelola Kementrian Perhubungan.