Senin 12 Jan 2015 13:00 WIB

Kurangi Produktivitas Warga, DPRD DKI Tolak Perluasan Area Larangan Sepeda Motor

 Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (6/1).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (6/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperluas daerah larangan sepeda motor melintas di jalan protokol mendapat penolakan dari anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta yang menangani masalah transportasi Jakarta. 

“Akhir Desember 2014 kemarin, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah kami panggil dan jawaban yang kami terima belum memuaskan,” jelas Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Darussalam, Senin (12/1).

Sebelumnya, sejumlah pengendara sepeda motor dan tukang ojek yang tergabung dalam Front Transportasi Jakarta (Frontjak) diterima anggota DPRD di ruang rapat Komisi B, Kamis (8/1).

Sekali lagi, Darussalam mengatakan bahwa Peraturan Daerah (Perda) saat ini belum ada yang melarang sepeda motor melintas di jalan protokol.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Achmad Zairofi juga menyampaikan, pelarangan melintas ini perlu dievaluasi lagi, sejauh mana implikasinya kepada masyarakat secara ekonomi dan produktivitas.

Apalagi, ujarnya, kebijakan tersebut belum terevaluasi dengan baik, karena baru saja Pemprov disibukkan dengan pergantian pejabat-pejabatnya.

“Jadi kebijakan pelarangan ini dan rencana memperluasnya, kami nilai terlalu terburu-buru, belum diperlukan, karena masih banyak yang harus dievaluasi,” tegasnya.

 

DPRD masih menurut Zairofi, juga memahami keluhan masyarakat dan tuntutannya, karena Pemprov sendiri belum memberikan solusi yang paripurna terhadap problematika transportasi di Jakarta.

“Istilahnya menyelesaikan masalah dengan menambah masalah yang lain, dan saat ini kami tidak setuju dengan pembatasan larangan tersebut,” imbuh Zairofi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement