REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa warga harus beradaptasi dengan kondisi harga bahan bakar minyak (BBM) yang bisa berubah setiap bulan.
"Masyarakat harus bisa beradaptasi dengan perubahan harga, bisa berubah dalam satu bulan. Namun, masih kita lakukan 'review' terlebih dahulu," kata Sofyan di Jakarta, Senin (12/1).
Hal tersebut, kata dia, merupakan kebijakan penyesuaian untuk mengikuti harga minyak dunia yang fluktuatif dan bisa mengalami kenaikan atau penurunan setiap saat.
Menurut Sofyan, dengan kondisi tersebut, harga kebutuhan pokok dan jasa di lapangan juga akan mengalami perubahan.
Selanjutnya, dia berpendapat bahwa kebijakan penaikan atau penurunan harga BBM tersebut memiliki risiko tersendiri bagi Pertamina.
"Jika satu bulan harga minyak turun, Pertamina bisa ambil untung. Akan tetapi, jika semisal mengalami kenaikan lebih lama, harus menutup kerugian," kata Sofyan menjelaskan.
Sebelumnya, Sofyan mengatakan bahwa perubahan tersebut merupakan skema baru yang memungkinkan harga BBM dapat berubah dua kali setiap bulannya.
Menurut dia, kebijakan tersebut bergantung pada fluktuasi harga minyak dunia serta kondisi PT Pertamina yang menjadi operator satu-satunya BBM di Indonesia.
"Pokoknya kita akan 'review'. Bisa jadi kalau review itu oke, mungkin pertengahan Februari. Akan tetapi, awal Februari ini akan kita umumkan harga baru," kata Sofyan, Jumat (9/1).