Rabu 14 Jan 2015 01:55 WIB

Pemerintah Diminta Serius Kembangkan IKNB Syariah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas melayani nasabah di kantor Pegadaian Syariah, Jakarta, Senin (8/12).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Petugas melayani nasabah di kantor Pegadaian Syariah, Jakarta, Senin (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selain karena faktor ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang syariah, pemeintah juga diminta serius mengembangkan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah. Apalagi menjelang akhir 2014, pangsa pasar IKNB Syariah tidak sampai empat persen.

Peneliti ekonomi syriah Jadi Suriadi mengatakan sejak 2008 Bank Indonesia (BI) sudah menyebut pangsa pasar bank syrariah lima persen pada 2010. Tapi sampai saat ini belum tercapai.

Begitu juga industri keuangan syariah lain yang sebenarnya lebih mudah berkembang dibanding perbankan syariah. Sayangnya sampai saat ini, pangsa pasar IKNB Syariah belum sampai lima persen.

Para akademisi dan peneliti ekonomi syariah juga tengah berupaya memahamkan masyarakat atas esensi syariah dalam keuangan syariah. Sebab selama ini masyarakat melihat tidak ada beda produk keuangan syariah dengan keuangan konvensional.

Dibutuhkan juga dukungan dan program serius pemerintah untuk memajukan keuangan syariah. Saat Joko Widodo bertemu Gubernur BI Agus Martowardojo, terlontar target pangsa pasar keuangan syariah mencapai 20-25 persen dalam dua dekade ini, Jadi melihat itu tak 'berisi'.

''Targetnya bagus, tapi programnya belum ada,'' kata Jadi kepada ROL, Selasa (13/1).

General Manager (GM) Strategic Business unit Syariah PT Pegadaian Persero Rully Yusuf mengatakan karena belum ada asosiasi pegadaian,portofolio gadai syariah mencapai 12 persen terhadap induk (PT Pegadaian Persero).

Pada akhir 2014 pertumbuhan outstanding sebesar 12,5 persen, pertumbuhan nasabah 13,89 persen, pertumbuhan bisnis lainnya termasuk di dalamnya adalah pembiayaan mikro 56 persen dan aset mencapai Rp 3,05 triliun.

Penurunan harga emas yang sempat terjadi pada 2013 tentu membawa imbas kepada Pegadaian Syariah yang 95 jaminan nasabahnya adalah emas. Di 2014, kenaikan harga emas tidak signifikan karena potensi harga emas naik secara temporal.

Karena kebutuhan dana tunai di masyarakat masih tinggi, sementara pertumbuhan harga emas dunia yang stagnan dan cenderung turun membuat Pegadaian Syariah harus menambah jumlah nasabah gadai dan mengembangkan produk. Untuk menambah nasabah baru, Pegadaian Syariah melakukan apresiasi nasabah dengan undian berhadiah. Januari ini proses undian berhadiah juga akan kembali digelar.

Pekan lalu, OJK menyebut pangsa pasar IKNB syariah baru 3,9 persen dari total industri keuangan nasional. Terhadap sistem Jasa Keuangan Syariah, IKNB Syariah baru mencapai 8,8 persen.

Pada November 2014, total asset IKNB baik syariah maupun konvensional naik sekitar 12,84 persen dibandingkan posisi per Desember 2013 menjadi Rp1.514,6 triliun. Penguasaan aset terbesar IKNB ada pada industri perasuransian sebesar Rp 772,7 triliun.

Diikuti perusahaan pembiayaan sebesar Rp 435,9 triliun, dana pensiun sebesar Rp186,1 triliun, lembaga jasa keuangan khusus sebesar Rp 114,9 triliun dan industri jasa penunjang sebesar Rp 4,9 triliun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement