REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau sering disapa Ahok lebih memilih memecat Direktur Trans Jakarta (TJ) daripada terlambat memperbaiki institusi angkutan umum tersebut. Menurutnya, sudah banyak waktu yang terbuang untuk menunggu perbaikan TJ, tapi hasilnya nihil.
"Saya sudah sampaikan pada Direkturnya, lebih baik saya pecat kamu dari pada saya terlambat lagi untuk memperbaiki Trans Jakarta," kata Ahok di kantor dinasnya, Kamis (15/1).
Gubernur sendiri sudah menyarankan agar strategi pengelolaan TJ diubah ke PT. Namun instruksi tersebut tidak dijalankan. Padahal menurut Ahok, pengelola TJ sendiri sudah mengaku rugi.
Gubernur ingin agar Trans Jakarta berubah ke arah yang lebih baik. Bahkan, ia telah menyiapkan 1000 bus dan pembangunan tiga koridor baru untuk perbaikan. "Ya tiga koridor baru kita bangun, agar genap jadi lima belas," katanya.
Ahok juga menjelaskan bahwa pemberlakuan e-ticketing di seluruh koridor harus rampung bulan depan. "Pokoknya 100 persen koridor harus e-ticketing," lanjut Ahok. Saat ini, masih ada beberapa halte yang belum memakai tiket elektronik, seperti halte Pejaten.
E-ticketing diberlakukan untuk mempermudah masyarakat dalam memilih rute. Ketika ditanya kenapa harga e-ticket Rp 40 ribu, Ahok beralasan agar masyarakat lebih peduli pada tiketnya. "Kan kalau dia mau buang, sayang ada uang 20 ribunya," ujarnya.