Ahad 18 Jan 2015 08:51 WIB

Netanyahu Sebut ICC Gila dan Bodoh

Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends a Likud party meeting at parliament in Jerusalem December 8, 2014.
Foto: Reuters/Baz Ratner
Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends a Likud party meeting at parliament in Jerusalem December 8, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu (17/1), mengutuk keputusan Mahkamah Pidana Interniasonal (ICC) untuk memulai penyelidikan awal mengenai kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Ia mengecam keputusan Mahkamah 'gila' dan 'bodoh'.

"Tak masuk akal bagi ICC untuk memburu Israel, yang menegakkan standard tertinggi hukum internasional," kata Netanyahu di dalam pernyataan yang ditayangkan melalui televisi dari kantornya di Yerusalem. Netanyahu berkilah bahwa Israel hanya berusaha membela diri terhadap pelaku teror Palestina yang secara rutin melakukan banyak kejahatan perang.

Ia juga mengatakan mereka yang mesti dihukum oleh ICC adalah pengikut garis keras Palestina. "Mereka dengan sengaja menembakkan ribuan roket ke warga sipil kami, sementara berlindung di belakang warga sipil Palestina yang mereka gunakan sebagai tameng manusia," kata Netanyahu.

Stasiun televisi berita Israel, Channel 2, pada Sabtu melaporkan Netanyahu mengadakan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Netanyahu meminta Washington membantu mencegah ICC melakukan penyelidikannya.

Amerika Serikat telah bereaksi terhadap tindakan ICC tersebut, dan mengutuknya sebagai "kontra-produktif bagi upaya perdamaian".

Pada Jumat (16/1), Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa sungguh tragis sebab Israel --yang telah menghadapi ribuan serangan roket teror yang ditembakkan ke warga sipilnya dan permukimannya, kini diperiksa oleh ICC. Washington juga menyatakan Palestina bukan negara dan oleh karena itu tak memenuhi syarat untuk bergabung dengan ICC.

 

sumber : Xinhua/Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement