Rabu 21 Jan 2015 11:46 WIB

Ribuan Nelayan di Indramayu Terima Beras Paceklik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah nelayan membongkar Cumi-Cumi dari sebuah perahu sebelum di jual di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat
Foto: Antara
Sejumlah nelayan membongkar Cumi-Cumi dari sebuah perahu sebelum di jual di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU--Ribuan nelayan di Kabupaten Indramayu mulai menerima jatah beras paceklik yang dibagikan Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra Karangsong, Selasa (20/1). Diharapkan, pembagian beras tersebut dapat meringankan beban mereka yang kini mengalami masa paceklik akibat gelombang tinggi di laut.

 

Manajer KPL Mina Sumitra, Arun menjelaskan, jumlah beras paceklik yang dibagikan tahun ini berkisar antara 60 – 90 ton. Setiap nelayan, memperoleh jatah beras sebanyak 15 kg per orang. Itu berarti, total nelayan yang mendapatkan beras paceklik tersebut sedikitnya mencapai 4.000 orang.

 

‘’Mulai dibagikan hari ini secara bertahap sampai sekitar dua minggu mendatang,’’ terang Arun

 

Arun mengatakan, para nelayan yang mendapatkan jatah beras paceklik itu tak terbatas hanya pada anggota KPL Mina Sumitra semata. Menurutnya, nelayan yang berhak mendapatkan jatah beras tersebut adalah yang aktif melaut selama setahun terakhir dan menjual hasil tangkapannya ke TPI Karangsong.

 

Arun menjelaskan, beras yang dibagikan tersebut merupakan simpanan para nelayan. Saat nelayan menjual hasil tangkapannya di TPI Karangsong, keuntungan mereka dipotong untuk selanjutnya disimpan. Uang itulah yang kemudian dibagikan kembali kepada mereka dalam bentuk beras.

 

‘’Waktu pembagiannya memang sengaja dilakukan saat musim baratan seperti sekarang,’’ utur Arun.

 

Arun menerangkan, saat musim baratan tiba, gelombang tinggi dan cuaca buruk melanda lautan. Akibatnya, nelayan tidak dapat melaut, terutama nelayan yang menggunakan kapal berukuran kecil. Kondisi tersebut menyebabkan mereka mengalami masa paceklik karena tidak dapat memperoleh penghasilan.

 

Salah seorang nelayan Abdullah mengaku, bersyukur dengan adanya pembagian beras paceklik tersebut. Pasalnya, selain susah melaut akibat gelombang tinggi, harga beras di pasaran saat ini juga sangat mahal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement