REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Semua mesin Reverse Osmosis (RO) milik Pemerintah DKI di Kepulauan Seribu tidak berfungsi. RO adalah alat penyulingan air laut memjadi air tawar layak minum. Kondisi tersebut menyulitkan masyarakat mendapatkan air bersih.
"Dari delapan unit RO tidak ada satu pun yang berfungsi," ujar anggota DPRD DKI Jakarta, Tubagus Arif, Kamis (22/1). Delapan RO tersebut diantaranya tersebar di Pulau Tidung, Pramuka, Panggang, Kelapa, Untung Jawa, dan Harapan. Saat ini alat tersebut tidak berfungsi karena pemeliharaan yang kurang.
"Sepertinya di RAPBD 2013 dan 2014 tidak ada anggaran untuk memelihara RO di Kepulauan Seribu," kata Aruf dari Dapil Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu itu. Saat ini untuk minum, masyarakat harus membeli air per galon seharga Rp 25 hingga Rp 30 ribu.
Di sana air bersih diperoleh dengan dua cara. Pertama, tadah hujan. Kedua, membelinya dari Tangerang dengan membayar ongkos angkut jalur laut.
Menurut Arif, kesulitan memperoleh air bersih terjadi merata hampir menyeluruh di Kepulauan Seribu. Terutama di tiga pulau utama yang padat penduduk, yakni Tidung, Panggang, dan Kelapa. Saat ini penduduk Kepulauan Seribu mencapai 21 ribu orang.
Terkait hal ini, Gubernur DKI Basuki Thahja Purnama mengonfirmasi bahwa anggaran untuk RO tahun 2014 sudah ada. "Ada anggarannya. Tapi tidak dibangun. Makkanya bupatinya kita ganti," ujar Basuki.
Ia pun menambahkan bahwa pembangunan pulau dan resor harus disertai dengan RO. "Pengembangan reklamasi pulau bangun untuk resor Pulau Seribu segala macam wajib bikin RO," tutur Ahok.