REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan tersangka Calon Kapolri Komjen Budi Gunawan dan penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Wijayanto disinyalir karena adanya provokasi politik. Jika tidak ada pengelolaan isu secara baik, permasalahan ini akan berujung chaos.
"Saya menangkap ada giringan isu dan operasi intelejen terstruktur sistematis yang memaksa keduanya berkonflik," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Trisakti, Fahmi Habsyi di Jakarta, Jumat (23/1)
Ia menilai konflik ini tak terjadi begitu saja. Ada keterlibatan elit parpol, petinggi Polri, pimpinan KPK dan pejabat pemerintahan Jokowi-JK. Istilahnya ada 'invisble hand' bermain sehingga KPK tergiring, elit nimbrung, Polri panas.
"Bila rakyat tersinggung bisa 'mateng' kasus ini. Seperti pola peristiwa 98, kepolisian jadi target sasaran amarah publik yang terprovokasi," ujar dia.
Menurut Fahmi, ada sekelompok elit yang sedang menguji kepemimpinan Jokowi dengan mendorong konflik KPK Vs Polri. Jika tidak ada yang menetralisir, akan muncul pihak yang mengambil keuntungan.
"Saya berharap publik, elit parpol, petinggi kepolisian, KPK tetap berhati-hati dan menahan diri mengelola isu ini. Konflik ini mempertaruhkan kelangsungan pemerintahan Jokowi-JK," kata dia.