REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Masyarakat dunia mulai bertanya-tanya akan nasib Arab Saudi selanjutnya. Apakah akan tetap bersinar seperti dalam kepemimpinan Raja Abdulaziz al-Saud.
Pertanyaan itu kerap muncul dalam berbagai pembicaraan terutama di media sosial. Terkait suksesi kepemimpinan Arab Saudi yang saat ini dipegang oleh Raja Saman (79 tahun), yang tak lain adalah saudara almarhum.
Hal ini tak mengherankan, mengingat keberhasilan Raja Abdulaziz al-Saud yang telah memajukan Arab Saudi selama 10 tahun kepemimpinannya. Dia berhasil menjadi salah satu pemimpin dunia yang segani.
Bahkan, ia menjadikan negara yang dipimpinnya, Arab saudi menjadi salah satu eksportir minyak terbesar di dunia. Tak ayal, banyak pemimpin dunia yang ikut berkabung atas wafatnya Raja Abdullah.
"Masyarakat muslim dunia mulai menimbulkan pertanyaan tentang pergeseran generasi takhta Arab Saudi,"menurut sebuah laporan yang dikutip Aljazeera, Sabtu (24/1).
Sebelumnya, Raja Abdullah secara resmi mengambil peran dan memimpin Arab Saudi pada tahun 2005, namun perannya sebagai penguasa de facto dari Arab Saudi sudah mulai terlihat sejak pertengahan 1990-an.
Keberhasilannya menjadikan status Arab Saudi menjadi salah satu eksportir minyak terbesar di dunia, serta perannya dalam perebutan kekuasaan daerah. Berberapa hal itulah yang membuat kematian Raja Abdullah memberikan duka mendalam dan mendapatkan perhatian besar dari seluruh dunia.