REPUBLIKA.CO.ID,
Aturan perizinan berjilbab di wilayah Minneapolis ini tidak terlepas dari sosok polisi Muslimah. Pengumuman ini datang bersama-sama dengan perekrutan seorang wanita Somalia pertama mereka, Kadra Mohamed. Wanita berkulit hitam itu bertugas sebagai Community Liaison Officer.
“Saya ingin menjadi teladan yang baik bagi orang lain, terutama bagi wanita Somalia,” kata Kadra. Perasaan bahagia tentu menyelimuti hati wanita ini. Ia bisa bekerja menjadi polisi dengan tanpa membuka jilbab yang selama ini digunakannya.
Kadra bercerita, ia telah menghubungi kepolisian St Paul beberapa waktu sebelum pengangkatannya. Ia menyatakan keinginannya untuk belajar menjadi seorang perwira. Namun, ia mengaku prihatin dan khawatir jika tidak bisa memakai jilbab saat bertugas.
Kadra melanjutkan, saat itu layanan polisi di Edmonton, Ontario, menyetujui permintaan berjilbabnya itu. Mereka mengeluarkan peraturan perizinan untuk menggunakan jilbab bagi wanita beragama Islam.
Kepolisian St Paul pun menjadi salah satu dari beberapa kepolisian di seluruh bangsa yang membolehkan anggotanya berjilbab
Kepala Polisi Tom Smith mengatakan, departemen berharap Kadra Mohamed akan menjadi panutan bagi perempuan Somalia lain yang mungkin ingin menjadi polisi. Keputusan departemen ini diharapkan bisa mempertimbangkan perempuan Muslim lain yang ingin memulai karier dalam penegakan hukum.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pun menyampaikan apresiasi dan antusiasme terhadap kepolisian St Paul. Apresiasi ini disampaikan karena St Paul telah memberikan kebijakan baru. Kebijakan itu, yakni memungkinkan polwan Muslim untuk mengenakan jilbab.
Fenomena ini tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum Muslim di dunia, terutama di Amerika Serikat dan negeri ini, Indonesia. Islam, yang selama ini dipinggirkan di negeri Barat, kini memperoleh tempat yang spesial di negeri adidaya itu.