REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Liga Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 23 miliar pada tahun 2013 lalu. Namun, selama tahun lalu operator liga ini meraih keuntungan senilai Rp 27 miliar. Keuntungan tersebut telah disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Palembang, Sabtu (31/1).
Kendati mendapatkan keuntungan besar, PT Liga Indonesia ogah membagi keuntungan tersebut kepada 18 tim kontestan Indonesia Super League (ISL) musim ini. Keuntungan tersebut akan dijadikan sebagai dana cadangan perusahan. Mengingat keugiarn besar yang terjadi musim 2013 tersebut.
“Maka dari itu operator liga tidak akan membagikan keuntungan Rp 27 miliar tersebut.. Lantaran musim (2013) lalu merugi hingga Rp 23 miliar. Terkait keputusan itu, sudah disampaikan penjelasannya kepada seluruh pemegang saham," kata Sekretaris Jenderal PSSI, Djoko Driyono saat dihubungi melalui seluler, Ahad (1/2).
Djoko menambahkan kerugian yang terjadi pada dua musim lalu adalah kerugian yang sudah direncanakan sebelumnya. Yaitu akibat pembenahan fundamental yang dilakukan, termasuk memberikan dana kelola senilai Rp 3 miliar kepada klub-klub.
Kemudian untuk musim kompetisi musim 2015, PT Liga Indonesia hanya akan memberikan sharing dana sebesar Rp 2,5 miliar kepada klub peserta ISL dan 100 juta iuntuk klub Divisi Utama. Khusus peserta Divisi kedua Liga Indonesia itu akan diberikan dana sharing sebanyak tiga kali, yakni sesuai presrtasi klub tersebut.
“Rinciannya, kalau klub Divisi Utama itu lolos ke babak 16 besar, maka akan diberikan dana sharing Rp 100 juta, kemudian jika lolos ke babak berikutnya ditambah Rp 100 juta lagi, begitu juga seterusnya. Sisitem cukup adil,” ujar Djoko.
Perubahan lainnya yang dilakukan oleh PT Liga Indonesia adalah mengubah peraturan yang sudah ada. Kini seluruh keperluan wasit serta perangkat pertandingan ISL, seperti transportasi, akomodasi, makan dan lain-lain, ditanggung PT Liga Indoensia. "Hal ini untuk memproteksi integritas kompetisi, disiplin, interaksi klub," tutup Driyono.