REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -– Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah menuntut seluruh pihak untuk mewaspadai penyakit tersebut. Sejumlah warga Kota Tasikmalaya bahkan mengaku DBD cukup menjadi momok dan menuntut perhatian lebih dari pemerintah. Ketakutan tersebut mengingat pada 2014 lalu, DBD telah merenggut enam nyawa warga di Kota Santri ini.
“Wah, ngeri juga mudah-mudahan jangan sampai ada DBD,” ujar Herdi (35), warga Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang pada Ahad (1/2). Herdi menyatakan warga sebenarnya sudah mengetahui bahaya penyakit tersebut namun sering lalai. Menurut Herdi, warga kerap melupakan bahaya DBD jika tidak sering diingatkan.
“Kalau sedang musim DBD, kami rajin gotong royong untuk bersih-bersih lingkungan. Kalau tidak ada kejadian, warga tenang-tenang saja,” ujar Herdi. Ia pun meminta pemerintah hingga tingkat paling dasar seperti RT untuk lebih memerhatikan hal ini. Ia yakin dengan menjaga kebersihan secara rutin bisa mengurangi resiko terjangkitnya DBD.
Hendra (39 tahun), warga Cihideung mengaku sudah mengetahui pencegahan DBD yaitu dengan gerakan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas atau yang dikenal dengan gerakan 3M. Meski begitu, kata Hendra, pemerintah juga harus turun ke lapangan dan memperbaiki infrastruktur yang kerap menjadi penyebab DBD. “Drainase sering tersumbat. Itu kan bisa jadi sarang nyamuk. Untungnya sekarang sudah lancar di daerah sini. Mudah-mudahan di daerah lain juga,” ujar Hendra.
Sementara itu, Pemerintah Kota Tasikmalaya menyiapkan tindakan untuk menangani kasus DBD yang kerap terjadi. Dinas Kesehatan setempat pun telah menyiapkan logistik yang diperlukan.
“Seperti yang telah disampaikan, kami sudah menyiapkan logistik,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Didin Fitriyadi.
Ia menjelaskan bahwa dalam penindakan DBD, pihaknya menggelar beberapa tahapan tindakan mulai dari penyelidikan epidemologi (PE), pemberian abate, dan fogging atau pengasapan terhadap nyamuk-nyamuk dewasa.