REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpitan ekonomi disinyalir menjadi motif utama residivis melakukan upaya pembegalan sepeda motor. Para pelaku begal mayoritas merupakan anak-anak muda yang belum atau tidak memiliki pekerjaan tetap.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana, mengatakan, pelaku melihat adanya kesempatan memperoleh uang melalui aksi begal. Terlebih kesempatan tersebut didukung dengan lokasi jalan raya yang sepi dan kurang penerangan.
"Motif pelaku pembegalan adalah hanya karena ingin mendapatkan uang," ungkap Erlangga, saat dihubungi Republika Online, Senin (2/2).
Erlangga juga menyatakan, melihat dari pola yang ada, peristiwa pembegalan sepeda motor biasanya terjadi di awal tahun. Pasalnya, di awal tahun kegiatan-kegiatan ekonomi akibat dari perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih belum berjalan.
"Kegiatan-kegiatan ekonomi masih belum banyak," jelasnya.
Menurutnya, pembegalan dilakukan rata-rata oleh pelaku yang bergerombol. Artinya, tidak memungkinkan hanya satu orang yang membegal, apalagi yang sudah ditangkap kepolisian menunjukkan pelaku masih berusia muda.
"Mereka rata-rata remaja tanggung pengangguran," ujar Erlangga.