Selasa 03 Feb 2015 10:20 WIB

Film Religi Masih Jadi Tren

Film Kukejar Cinta ke Negeri Cina
Film Kukejar Cinta ke Negeri Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Film bergenre religi Islam dinilai masih menjadi trend bagi para pegiat film di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Forum Film Bandung (FFB) Eddy D Iskandar pada diskusi film "Kukejar Cinta ke Negeri Cina" di acara Pesta Buku 2015 di Landmark Kota Bandung, Selasa (3/2).

"Dulu film-film religi kurang dan sepertinya dikesampingkan. Tapi sekarang film-film religi yang diangkat dari novel religi bahkan mengalahkan novel-novel umum dan itu perkembangan yang luar biasa," kata Eddy.

Eddy menilai film religi memiliki kelebihan. Penulisnya bisa menyampaikan pesan-pesan moral secara langsung melalui penggambaran adegan-adegan yang bisa diteladani langsung oleh penonton.

"Penulis bisa menyampaikan pesan dengan penggambaran dan kyai bisa menyampaikan pesan moral secara lisan," kata Eddy yang juga seorang penulis skenario film.

Sementara itu, penulis novel religi "Kukejar Cinta ke Negeri Cina", Ninit Yunita menjelaskan dirinya terinspirasi untuk menulis novel religi itu dari jamaah haji asal Cina yang ia temui di Makkah. "Penampilan mereka begitu khas, terutama dari pakaiannya. Dari situ saya tergugah untuk menulis sesuatu tentang Islam dan Cina. Saya senang sekali novel ini diangkat menjadi film," kata Ninit.

Lain halnya dengan Eriska Rein yang memerankan tokoh perempuan muslimah Cina, Chen Jia Li di film tersebut. Adalah pertama kalinya dia memerankan tokoh yang menuntut dirinya agar benar-benar harus fasih berbahasa mandarin. "Perannya sangat menantang. Saya benar-benar belajar untuk berbahasa mandarin termasuk belajar dialeknya," kata Rieska.

Film yang dirilis Desember 2014 itu menceritakan tentang seorang gadis muslimah asal Cina bernama Chen Jia Li yang mampu menuntun seorang pria brandal asal Indonesia Imam untuk taubat.

Imam akhirnya jatuh cinta dan mengejar Chen Jia Li ke Cina untuk melamarnya. Sayangnya Chen Jia Li sudah dilamar duluan oleh pria lain, bernama Ma Fu Hsien. Namun, ia memberikan toleransi dan kebebasan Chen Jia Li untuk memilih antara dia atau Imam.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement