REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Anggrek khas lereng Gunung Merapi "Vanda Tricolor" saat ini ditengari mulai terancam punah. Tanaman yang masuk kategori langka ini pun butuh diselamatkan dan kembali dibudidayakan.
"Anggrek yang merupakan tumbuhan bunga khas lereng selatan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman ini terancam punah akibat beberapa kali terdampak erupsi sejak beberapa tahun lalu," kata Titi pemilik kebun anggrek "Titi Orchid" di Jalan Boyong, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (3/2). Kebun milik Titi termasuk salah satu yang berupaya membudidayakan kembali "Vanda Tricolor".
Menurut dia, bunga anggrek berbunga putih dengan bercak totol ungu kemerahan ini dulunya sangat banyak dan tumbuh secara liar menempel di batang pohon-pohon keras di lereng selatan Gunung Merapi Kabupaten Sleman.
"Terjangan awan panas erupsi Gunung Merapi pada 1994 menghanguskan habitat asli anggrek khas lereng Gunung Merapi ini. Apalagi kawasan Hutan Lindung dan Cagar Budaya Plawangan, Turgo pernah dilanda kebakaran pada 2002 dan awan panas erupsi Merapi pada 2006 serta 2010 semakin mengancam keberadaan anggrek spesifik Merapi ini," katanya.
Ia mengatakan, kerusakan kawasan hutan lereng Merapi tersebut menyebabkan lambatnya pertumbuhan dan perkembangbiakan anggrek "Vanda Tricolor" ini. "Kami mencoba untuk mempertahankan dan membudidayakan anggrek khas lereng Gunung Merapi yang tidak ada di tempat lain ini agar tidak punah," katanya.
Titi mengatakan, jenis anggrek yang termasuk langka ini sekarang hampir punah, sehingga, pihaknya membuka pintu kepada pihak-pihak yang betul-betul ingin menanam dan mengembangbiakan annggrek lereng Merapi ini.
"Kami akan berikan bibit anggrek khas Merapi ini kepada siapapun yang benar-benar ingin mengembangbiakkan, kami juga membuka pintu kebun anggrek bagi sipapun yang ingin mempelajari teknik penanaman dan pengembangbiakan anggrek Merapi ini," katanya.