REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berharap, tanaman khas lereng Gunung Merapi Anggrek Vanda Tricolor dapat menjadi ikon Kabupaten Sleman selain salak pondoh.
"Anggrek Vanda Tricolor yang ada di lereng Merapi ini sangat cantik dan memiliki keharuman khas, sehingga sangat bagus bila dapat menjadi ikon Kabupaten Sleman," kata pengusus Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kabupaten Sleman Titi, Senin (11/9).
Pihaknya juga mendorong Pemerintah Kabupaten Sleman untuk dapat menetapkan Anggrek Vanda Tricolor menjadi ikon dan tanaman unggulan daerah setempat. "Dengan ditetapkan sebagai ikon, maka Anggrek Vanda Tricolor ini juga semakin dikenal masyarakat luas sebagai tanaman khas dari Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan Anggrek Vanda Tricolor banyak tumbuh di hutan-hutan lereng Gunung Merapi, baik itu yang berada di wilayah Kabupaten Sleman maupun di Kabupaten Magelang maupun Klaten di Jawa Tengah.
"Namun selama ini yang lebih fokus mengembangkan dan membudidayakan Anggrek Vanda Tricolor baru Sleman. Sehingga tidak ada salahnya jika Anggrek Vanda Tricolor ini ditetapkan sebagai ikon Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengarakan jenis Anggrek Vanda Tricolor diakui memang bukan tananam endemik Gunung Merapi karena juga terdapat di daerah lain, seperti di Jawa Barat atau Lombok, NTB. Namun warna dan bentuk Vanda Tricolor yang ada di Merapi beda dengan yang ada di daerah lain.
"Anggrek Vanda Tricolor memang ada juga di daerah lain, tetapi tidak ada totol merah putihnya. Setiap daerah memengaruhi tumbuh kembangnya Vanda Tricolor, Vanda Tricolor Merapi ini lebih cerah dan harum serta lebih tahan lama," katanya.
Pengurus PAI Sleman lainnya, Kadarsono, mengatakan dahulu Anggrek Vanda Tricolor banyak tumbuh di lereng Merapi, tetapi beberapa kali erupsi mengakibatkan Anggrek Vanda Tricolor hampir punah.
"Kami ingin Anggrek Vanda Tricolor ini tetap terjaga kelestariannya dan dapat menjadi ikon Sleman. Vanda Tricolor sudah sangat langka. Kalau pengembangbiakannya hanya mengandalkan di lereng Merapi tidak efektif karena akan ada erupsi lagi. Masyarakat diharapkan ikut menanam dan melestarikan di sekitarnya," katanya.