REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyatakan belum siap menerapkan ujian nasional dalam jaringan (online) atau berbasis komputer pada 2015.
"Banyak faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) secara online di daerah, sehingga tahun ini kami belum siap," kata Kepala Bidang SMP,SMA, dan SMK Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, Rabu (4/2).
Ia mengaku tidak ada kendala dalam sarana dan prasarana penunjang UN berbasis komputer di Jember, namun faktor sumber daya manusia (SDM) pelajar yang menjadi kendala utama dalam penerapan UN secara online tersebut.
"Tidak semua siswa di sekolah pinggiran bisa mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga dikhawatirkan salah dalam mengisi jawaban dan menyebabkan nilai UN siswa yang bersangkutan rendah," paparnya.
Dinas Pendidikan Jember khawatir penerapan UN "online" yang terlalu dipaksakan dapat menyebabkan nilai UN di Kabupaten Jember menjadi anjlok dan banyak siswa yang tidak lulus karena tidak bisa mengerjakan ujian berbasis komputer itu. "Lebih baik kami tunda hingga pelajar siap untuk menghadapi UN secara online tersebut," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihak Dinas Pendidikan Jember perlu waktu satu tahun untuk menyiapkan UN melalui computer based test (CBT) dan gencar melakukan penyuluhan, serta sosialisasi kepada pelajar di sekolah. "Insyallah tahun depan (2016), kami siap melaksanakan UN secara online di Kabupaten Jember," katanya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jember mencatat jumlah SMP sebanyak 293 sekolah, SMA sebanyak 61 sekolah, dan SMK sebanyak 147 sekolah.
Sementara itu, sebanyak 198 sekolah di Jawa Timur menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan ujian nasional secara "online" berdasarkan data di Dinas Pendidikan Jatim.
Ke-198 lembaga itu terdiri atas 57 SMP (56 SMP negeri dan satu SMP swasta), 70 SMA (62 SMA negeri dan delapan SMA swasta), dan 71 SMK (42 SMK negeri dan 29 SMK swasta).