Kamis 05 Feb 2015 12:59 WIB

Ikapi Tolak Lembaga Sensor Buku

Rep: c05/ Red: Taufik Rachman
Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran
Foto: Foto : goodreads.com
Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menyatakan tidak sepakat jika ada lembaga sensor buku di Indonesia. Menurut IKAPI ini akan memunculkan birokratisasi dalam penerbitan buku.

Husni Syawi, Sekjen IKAPI Pusat menyatakan proses penerbitan buku akan menjadi berbelit belit jika lembaga sensor buku ada di Indonesia. Dia mengistilahkan dengan birokratisasi dalam menerbitkan buku.” Ujung ujungnya proses menerbitkan hukum akan menjadi lebih lama,” kata dia, Kamis (5/2).

Dia menyebutkan selain itu birokrasi di Indonesia juga belum ideal kondisinya. Dalam hal ini dia mengkritisi masalah rentannya suap dalam proses birokrasi di Indonesia. Selain itu, kata dia, juga terkait siapa orang orang yang akan mengisi lembaga sensor.” Siapa nanti yang berhak mengisi lembaga sensor,” kata dia.

Sebelumnya buku yang berjudul “Saatnya Aku Belajar Pacaran” menimbulkan kehebohan di media facebook dan juga twitter. Isi buku ini yakni mengajak remaja untuk melaku zina.

Saat ini, Toge Aprilianto selaku pengarang buku itu sudah menyatakan permintaan maafnya. Hal dilakukannya karena bukunya tersebut menimbulkan  kontroversi di tengah masyarakat.

Dalam permintaan maaf yang diposting di laman Facebook pribadinya, Toge berjanji akan segera menghentikan penjualan  buku tersebut. Selain itu dirinya juga akan mengembalikan uang hasil penjualan buku itu jika ada masayarakat yang ingin mengembalikan buku itu pada dirinya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement