REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Kelompok Kompas Gramedia Rikard Bagun menilai eksistensi media cetak akan tetap terjaga ditengah pesatnya perkembangan media digital dalam dunia jurnalistik di tanah air.
"Beberapa orang berpikir, cepat atau lambat media cetak akan diganti 'digital platform'. Tapi saya percaya media cetak akan tetap diperlukan," kata Rikard di sela rangkaian perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2015 bersama Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat, di Batam, Jumat (6/2).
Menurut Rikard, masyarakat membutuhkan media cetak untuk mendapatkan berita yang dikemas secara mendalam serta memenuhi unsur 5W+1H ("what, when, who, where, why + how") sesuai aturan baku jurnalistik. Sementara kecenderungan media digital atau online, umumnya hanya memenuhi sedikitnya tiga dari unsur-unsur 5W+1H.
"Selain itu digital media kadang dianggap menciptakan 'noise', sementara media cetak menceritakan kebenaran," ujar dia.
Bagi Rikard, media cetak merupakan produk yang berkaitan dengan budaya membaca, sedangkan media digital lebih cocok jika dikaitkan dengan budaya melihat atau menonton sebuah tampilan.
Rikard mengatakan perusahaannya sendiri saat ini turut mengembangkan media digital dengan tetap menjaga eksistensi media cetaknya selaku asal usul awal Kompas.
"Kami lahir dari media cetak dan akan menjaga media cetak sampai kapan pun. Cetak selamanya, sampai tetes tinta terakhir," kata dia.
Rangkaian kegiatan peringatan Hari Pers Nasional 2015 berlangsung 1-10 Februari 2015 di Batam dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Puncak acara Hari Pers Nasional dijadwalkan berlangsung 9 Februari 2015 di Hotel Harmoni One, Batam, dan akan dihadiri Presiden Joko Widodo.