REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Lima ledakan terjadi di Baghdad Sabtu (7/2) di hari pertama pencabutan jam malam.
Sebanyak 37 orang tewas dan sebagian lainnya mengalami luka-luka. Korban yang tewas adalah warga sipil yang berada di sebuah restoran.
Bom bunuh diri diketahui ditanam dikawasan pasar yang sangat ramai. Meski Irak masih menghadapi kekerasan ISIS, serangan bom saat ini telah berkurang.
Pemerintah Irak mengakhiri jam malam untuk menormalkan kehidupan di Irak. Mereka berharap Baghdad tidak lagi mengalami ancaman ISIS.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Brigjen Saad Maan mengatakan dia tidak percaya ledakan Sabtu kemarin terkait keputusan pemerintah pekan ini untuk mencabut kebijakan jam malam. Jam malam akan berakhir pada Sabtu yang biasanya berlngsung sejak tengah malam hingga Pkl 05.00.
Perdana Menteri Haider al Abadi berusaha untuk meningkatkan dukungan berbagai pihak terhadap pemerintahannya. Dia berusaha untuk memperbaiki perpecahan diantara aliran agama yang menyebabkan kerusuhan.
"Ini akan bermanfaat bagi kita karena kami merasa terpenjara selama 11 tahun terakhir. Ini adalah keputusan paling berani yang diambil Abadi," ujar warga yang belanja di distrik Karrada, dilansir Reuters, Ahad (8/2).