REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi 6 DPR, Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan di tengah pergaulan interasional, Indonesia harus hati-hati dalam menjalanan kebijalan mobil nasional (Mobnas). Jangan sampai wacana Mobnas justru direspon negatif oleh industri manufaktir yang ada.
"Semisal nanti ada keistimewaan buat mobil nasional. Jika ini diterapkan bisa-bisa manufaktur yang ada protes pada pemerintah," katanya, Ahad (8/2).
Ia berharap seandainya proyek mobil nasional ini jadi, harus ada komunikasi yang baik dengan industri manufaktur yang ada. Hal ini, kata dia, agar tak terjadi kecemburuan manufaktur yang ada kepada mobil nasional. "Hal ini agar terjadi keselarasan antara mobil nasional dan juga manufaktur yang ada," ujarnnya.
Sejauh ini, kata Dodi, dirinya belum bisa menangkap jelas konsep kerjasama yang dibangun oleh Proton dan juga PT ACL. Dia menyebutkan apa ini Business to Business atau memang arahnya ke mobil nasional.
Jika arahnya kepada kerjasama swasta dirinya tak mempersoalkan. Tetapi jika ini menajdi cikal bakal mobil nasional dia tidak sepakat. Dodi menyebutkan secepatnya Komisi 6 DPR Ri akan memanggil pihak terkait hal ini.
"Rencana setelah waktu reses kita panggil semua pihak terkait," katanya.
Seperti diketahui, perusahaan mobil Malaysia, Proton, menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan otomotif Indonesia, PT Adi perkasa Citra Lestari (ACL), di Shah Alam, Malaysia, Jumat (6/2). Hal tersebut terkait proyek pengembangan mobil nasional.