REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Persatuan umat Islam merupakan salah satu poin pembicaraan penting dalam Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) Keenam di Yogyakarta.
Antara lain, sejumlah peserta kongres, termasuk politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta, mengungkapkan perlunya dibentuk sebuah majelis syuro, tempat pemuka ormas dan partai Islam bertemu menyamakan visi dan merumuskan program-program.
Namun, menurut cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, keberadaan majelis syuoro ini kurang memerhatikan peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang memayungi semua ormas dan tokoh Islam.
“Tidak perlu majelis syuro semacam itu. Kalau menurut saya, cukup MUI saja. Kita tidak perlu menambah lembaga baru karena itu merepotkan,” ujar Azyumardi Azra saat ditemui di sela-sela acara KUII Keenam, Selasa (10/2) di Yogyakarta.
Menurut Azyumardi, kesulitan dalam mendirikan sebuah lembaga atau forum baru terletak tidak hanya pada urusan personal tiap tokoh yang diajak masuk, tapi juga fasilitas. Kata Azra, cukup kuatkan majelis yang sudah ada.
“Kalau MUI memang perlu diefektifkan, kita efektifkan. Saya kira, Ketua Umum MUI yang sekarang terbuka untuk meningkatkan peran MUI. Jadi kita tak perlu ada majelis syuro yang lain,” pungkasnya.