Kamis 12 Feb 2015 04:32 WIB

Majukan Wong Cilik, Tradisi Khilafah Utsmani di Yogya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Julkifli Marbun
Keraton Yogyakarta
Foto: Yogyayes
Keraton Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar mengapresiasi upaya Sultan untuk memberikan  pencerahan, penyadaran kepada umat Islam kalau Keraton Yogyakarta  sebagai tempat melanjutkan nilai-nilai Islam yang dibawa pada masa  Khilafah Turki Utsmani.

Sampai saat ini, ujar Musni, Keraton Yogyakarta masih melaksanakan  nilai-nilai Islam yang dibawa pada masa Khilafah Turki Utsmani. "Nilai-nilai itu antara lain kebersamaan, pembaharuan, kesetaraan, persamaan," ujarnya, Rabu, (11/2).

Di era modern, terang Musni, nilai-nilai ini harus dipraktekkan dengan kepedulian pemerintah memajukan masyarakat bawah atau wong cilik. Sebab dalam nilai Islam disebutkan Islam itu membawa pembaruan dan kemajuan bagi umatnya dan semesta alam.

"Kunci dari kemajuan adalah pendidikan. Pemerintah harus memutus rantai kemiskinan dan kebodohan dengan pendidikan."

Hal ini bisa dilakukan dengan pembentukan Komisi Beasiswa yang pelaksanaannya dipimpin oleh tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh sosial dan  budaya. Dananya berasal dari APBD maupun dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan.

Dana itu digunakan untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak miskin. Mereka disekolahkan sampai kuliah.

"Mereka diberi biaya hidup, termasuk uang makan, uang beli baju, dan beli buku. Namun mereka disekolahkan di luar kampung halamannya agar bisa mengenal dunia luar," kata Musni.

Misalnya, anak dari kampung di Yogyakarta disekolahkan di Jakarta, di Surabaya, di Sulawesi, di Sumatera. Mereka harus sekolah di luar kampungnya agar punya pengalaman mandiri dan belajar di dunia luar.

"Mereka ini dikirim untuk memotong lingkaran kemiskinan dan kebodohan. Ketika mereka kembali ke kampung halamannya mereka diharapkan bisa membawa pembaruan dan kemajuan."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement