Kamis 12 Feb 2015 18:03 WIB

Polemik Calon Kapolri, Eep: Jokowi tak Perlu Takut PDIP Murka

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah menilai antara Presiden Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terjalin hubungan saling membutuhkan.

Menurutnya Presiden Jokowi tidak perlu ragu dalam memutuskan 'nasib' Komjen Budi Gunawan, apakah akan tetap dilantik atau tidak. Ia pun yakin PDIP tidak akan murka dengan keputusan yang akan diambil Jokowi nantinya.

"Karena antara Jokowi dan PDIP terjadi hubungan yang saling memberikan keuntungan," ujarnya, Kamis (12/2).

Ia juga menilai polemik pemilihan Kapolri, tidak akan membuat hubungan antara PDIP dan Jokowi selesai. Karena tidak etis apabila Jokowi melepaskan diri dari PDIP setelah menjadi presiden.

Eep melukiskan jika Jokowi keluar dari PDIP maka hal tersebut seperti tarsan masuk kota lalu ketika diberikan kekuasaan, pemberi kendaraan dilupakan.

Selain itu, kata dia, alasan politisnya, dalam menjalankan pemerintahan, presiden harus memiliki kaki atau partai. Fungsinya, untuk menggolkan rencana presiden. Artinya, presiden tidak bisa meninggalkan partai karena membutuhkannya untuk melaksanakan rencananya.

''Karena stempel butuh partai. PDIP juga akan memertahankan Jokowi begitupun sebaliknya," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Hujurat ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement