Jumat 13 Feb 2015 13:05 WIB

Disdik: 31 Sekolah di Tangerang Darurat Banjir

Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas sekolah membersihkan ruang kelas yang terendam banjir di SD 4 Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (10/2).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas sekolah membersihkan ruang kelas yang terendam banjir di SD 4 Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Aparat Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mendata sebanyak 31 sekolah mulai dari SD hingga SMA merupakan darurat terhadap banjir.

"Lokasinya berada di bawah permukaan jalan dan rendah, maka dengan mudah dihantam air bah," kata Kepala Disdik Pemkab Tangerang Zaenudin di Tangerang, Jumat.

Masalah tersebut terkait pernyataan Sekretaris Disdik Pemkab Tangerang Abdul Gani bahwa 31 sekolah yang tersebar pada delapan kecamatan terpaksa diliburkan belajar akibat terendam banjir.

Namun sekolah yang berada di lokasi rawan banjir itu tersebar di Kecamatan Kemiri, Gunung Kaler, Kresek, Kronjo, Sepatan, Kosambi, Mauk dan Teluknaga.

Sementara, sekolah dasar yang paling banyak terendam di Kecamatan Kronjo berada di Desa Muncung, Keramat, Kedung, Cirumpak, Gaga Ilir serta Blukbuk.

Kemudian disusul di Kecamatan Kresek di Desa Gangsa, Pasir Ampo, Koper, dan Patrasana termasuk SMA Negeri VII Kabupaten Tangerang.

Bahkan air bah sudah masuk ke ruangan kelas dengan ketinggian mencapai 45 cm maka pihak kepala sekolah memerintahkan agar proses belajar mengajar dihentikan sementara.

Zaenudin mengatakan pihaknya telah mengusulkan kepada instansi terkait bahwa sekolah yang kondisinya darurat itu sebaiknya ditinggikan agar ketika hujan kegiatan belajar tidak terganggu.

Namun pihaknya menyesalkan kegiatan belajar terhenti di kelas akibat banjir padahal dapat dilakukan di tempat lain yang lebih aman.

Menjelang ujian, katanya, anak didik yang libur sekolah diharuskan para guru untuk menugaskan murid membuat pekerjaan rumah dan dapat dikumpulkan setelah sekolah tidak terendam lagi. "Supaya tidak ketinggalan dalam pelajaran, maka guru harus memberikan jam tambahan kepada anak didik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement