Jumat 13 Feb 2015 15:36 WIB

ISIS Tangkap Mata-mata Mosad Israel

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham
Kelompok Militan ISIS
Foto: AP
Kelompok Militan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok militan Islamic State Irak and Syria (ISIS) menguasai 90 persen kota Al Baghdadi di Irak Barat Kamis (12/2). ISIS menyerang Al Baghdadi dari dua arah sebelum masuk ke dalam kota.

Dalam gempuran ini, ISIS telah menangkap pria warga keturunan Arab Israel, Muhammad Musallam (19 tahun), yang bekerja sebagai mata-mata Mossad. Musallam telah bergabung dengan kelompok oposisi Assad di Suriah.

Selama ini, Musallam melaporkan segala sesuatu mengenai persembunyian, senjata, dan markas ISIS. Dia juga bertugas merekrut orang Palestina. Gerak-geriknya akhirnya dicurigai oleh komandan ISIS. Sebelum ditangkap, Musallam menelpon ayahnya di Yerusalem Timur karena khawatir dirinya akan ditangkap.

"Saya mengatakan kepada semua orang yang ingin memata-matai ISIS, jangan berpikir kalian terlalu pintar dan dapat menipu ISIS. Kalian tidak akan berhasil sama sekali," sebuah peryataan dalam majalah online ISIS Dabiq.

Ayah Musallam, Siad membantah anaknya adalah seorang mata-mata. Dia mengatakan anaknya hilang di perjalanan menuju Turki. Musallam kemudian menelpon ke rumah dan mengatakan dirinya diculik di Suriah dan berhasil bebas dengan uang tebusan. Penculiknya meminta uang tebusan sebesar 200-300 dollar. Masih menurut ayahnya, setelah lolos dari penculik, Musallam disandera kembali oleh ISIS.

Namun, Pejabat  Keamanan Israel menyangkal bahwa Musallam adalah mata-matanya. Menurut dia, Musallam pergi ke Turki pada 24 Oktober, lalu, sebagai pejuang ISIS di Suriah. Dia berinisiatif sendiri tanpa sepengetahuan keluarganya.

Israel khawatir kelompok minoritas Arab yang bepergian ke Suriah dan Irak akan bergabung dengan ISIS. Israel juga takut mereka kembali dan menjadi kelompok radikal dan bertempur.

Saat ini, Turki sangat terbuka dengan turis Arab Israel. Wilayah ini cukup mudah bagi orang asing menyelinap membantu pemberontak yang berusaha menggulingkan Assad, termasuk oleh Israel.

Musallam merupakan petugas pemadam kebakaran Israel. Temanya berbicara pada Reuters mengatakan, Musallam pernah memposting pesan ISIS di media sosial. Namun, setelah dicari tidak ada akun media sosial atas nama Musallam.

Politisi Israel, Atoob Kara tidak percaya Musallam adalah mata-mata Mossad. Menurut mantan perwira militer ini, dirinya mengetahui jumlah pemuda Arab Israel yang pergi ke Suriah untuk membantu pengungsi, wanita, dan rampasan atau hanya diculik dimanfaatkan ISIS.

Dewan Keamanan PBB melarang semua perdagangan antik di Suriah. Mereka mengancam untuk memberikan sanski bagi siapapun yang membeli minyak dari ISIS dan Al Qaeda Nusra.

PBB juga mendesak negara-negara menghentikan pembayaran tebusan jika kelompok militan ini meminta ditukar dengan tawanan. Aturan ini sesuai dengan Resolusi Rusia untuk memebrikan sanksi ekonomi bukan kekuatan militer.

Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power menyesalkan mereka belum mampu untuk bersatu mengakhiri perang saudara empat tahun di Suriah. Konflik ini juga menjadi alasan bangkitnya ISIS di sana. Namun, resolusi yang diajukannya untuk melarang perdagangan barang antik di Suriah dan artefak Irak sejak 10 tahun lalu tetap dilanjutkan.

ISIS telah terlibat secara langsung dan tidak langsung untuk menjarah dan menyelundupkan warisan budaya untuk baiya operasional mereka. PBB memperkirakan pendapatan ISIS sebesar 846 ribu-1,6 juta dollar per hari.

Saat ini, minyak tak lagi menjadi sumber pendapatan bagi ISIS. Ini disebabkan karena harga minyak jatuh dan turut mempengaruhi harga di pasar gelap. Laporan PBB mengatakan, ISIS mendapatkan 96 ribu-123 ribu dollar dari pembayaran uang tebusan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement